RESENSI NOVEL
PERCY JACKSON AND THE OLYMPIANS
“THE LIGHTNING THIEF”
Judul resensi               : Pencuri Petir Dewa Langit
Penulis                         : Rick Riordan
Penerbit                      : Mizan Fantasi
ISBN                             : 978-979-433-540-6
Tahun terbit                : Cetakan VII, Juli 2010
Genre                          : Fantasi
Tebal buku                  : 454 Halaman
SINOPSIS
The Lightning Thief adalah buku pertama dari serial Percy Jackson And The Olympians karya Rick Riordan. Bercerita tentang tokoh utama yang bernama Percy Jackson, seorang anak berumur 12 tahun, penderita penyakit disleksia dan GPPH (hiperaktif). Setiap ia membaca, huruf akan melayang-layang tak beraturan karena otaknya terprogram untuk membaca huruf Yunani kuno. Ia adalah pribadi yang implusif dan hiperaktif. Akibat penyakitnya itu, ia sering dikeluarkan dari sekolah berkali-kali karena sering membuat masalah. Tetapi itu hanya sedikit dari sekian masalah yang terus menerus menghampirinya sampai ia sampai pada tempatnya yang sesungguhnya yaitu perkemahan blasteran.
Perkemahan blasteran merupakan tempat khusus untuk anak keturunan dewa. Di perkemahan itu dikumpulkan seluruh anak dewa – manusia yang dikelompokkan pada kabin-kabin tertentu berdasarkan siapa dewa atau dewi yang menjadi ayah atau ibu mereka. Di perkemahan tersebut juga terdapat makhluk yang tidak bisa dibayangkan Percy dapat dilihat di dunia sekarang ini seperti satir, centaurus, Cyclops, dan monster-monster lainnya.
Pada saat diklaimnya Percy sebagai putra Poseidon, sebelumnya telah terjadi perselisihan antara Zeus (dewa langit) dan Poseidon (dewa laut). Selang beberapa waktu, petir asali Zeus yang merupakan lambang kekuasaannya yang terbuat dari perunggu-bintang berkelas tinggi dengan ujungnya yang ditutupi bahan peledak tingkat dewa telah dicuri. Karena hukum kuno dewa mengatakan seorang dewa tidak bisa mencuri lambang kekuasaan dewa lain tanpa bantuan anak-anaknya, maka Percy sebagai putra Poseidon dituduh sebagai pelaku utama pencuri petir asali Zeus. Dan Percy hanya mempunyai waktu 10 hari untuk mencari dan mengembalikan benda keramat tersebut, serta mendamaikan kembali perang yang hampir pecah di gunung Olympus.
GAYA PENCIPTA
Gaya bahasa yang digunakan oleh Rick Riordan adalah gaya bahasa yang mudah dimengerti karena tidak lepas dari deskripsi yang diringkas penulis dengan baik. Selalu diselipi kata-kata humor yang membuat pembaca sedikit ada jeda dari perasaan tegang, sedih, dan terharunya adegan perang. Yang paling unik, setiap ramalan yang membawa satu misi selalu mempunyai arti ganda sehingga membuat pembaca ingin segera menyelesaikan novel tersebut.
PERBANDINGAN DENGAN BUKU LAIN
Banyak yang membandingkan serial Percy Jackson dengan serial Harry Potter, karena sama-sama bergenre fantasi. Selain karena setting tempat yang mempunyai persamaan tema juga karena 3 tokoh pemain utama pada kedua novel tersebut mempunyai karakter yang mirip.
Dari segi penulisan antara JK Rowling dan Rick Riordan tentulah berbeda satu sama lain. Cerita Harry Potter semakin lama cenderung semakin serius dan kelam, Sedangkan Rick Riordan menuturkannya dengan sangat jenaka. Sangat cocok dibaca untuk anak usia SD-SMA. Percy sang tokoh utama pun memiliki sensasi humor yang sangat tinggi sehingga meskipun bertarung melawan Kronos selalu saja ada hal yang mampu membuat pembaca tertawa.
Tapi terlepas dari persamaan dan perbedaan dengan Harry Potter. Percy Jackson and The Lightning Thief tetaplah bacaan yang wajib dibaca. Selain menikmati petualangannya, pembaca bisa memperkaya pengetahuan tentang mitologi Yunani.
MACAM / JENIS BUKU
            The Lightning Thief merupakan novel fiksi fantasi. Karena meski mengambil peran mitologi zaman dewa dewi Yunani kuno, tetapi pemeran utama novel ini tetaplah fiksi dan tidak nyata. Merupakan fiksi yang unik, karena menggabungkan dunia modern zaman sekarang dengan kehidupan dewa dewi mitologi Yunani kuno
KEUNGGULAN
            Keunggulan novel ini adalah kemampuan penulis memaparkan setiap latar yang dituliskan dengan sangat deskriptif sehingga pembaca hanyut dalam bayangan nyata kota yang digambarakan ataupun perang-perang yang sedang berlangsung seperti pembaca ikut dalam bagian pertempuran tersebut.
Hal yang menarik juga terjadi pada penokohan antara protagonis dan antagonis. Dalam  novel ini, antara protagonis dan antagonis tidak jelas di mana tokoh dituliskan benar-benar baik atau benar-benar jahat.  Hal ini membuat alur cerita mengalir dengan wajar dan tidak dibuat-buat. Bahkan di sini, Dewa pun digambarkan tidak sempurna karena mereka layaknya manusia yang haus akan duniawi.


KEKURANGAN
Kelemahan novel ini adalah tahap urutan cerita yang mudah ditebak. Meskipun maksud dari misi-misi yang dijalani sangat susah diprediksi akhir ceritnya, tetapi sangat mudah ditebak tahap-tahapnya seperti berkumpul di base camp lalu memainkan game, menerima ramalan, menjalankan misi dan ikut andil dalam perang melawan kronos.
Selain itu, menurut saya dari segi harga novel ini sedikit mahal melihat novel ini menggunakan kertas buram biasa yang kualitasnya kurang baik.
SIMPULAN & SARAN
Kesimpulannya, saya merekomendasikan  novel ini untuk dibaca karena novel ini sangat menarik. Bahasanya yang mudah dipahami dan banyak mengandung ilmu sejarah tentang mitologi Yunani Kuno akan menambah wawasan para pembaca.  Selain itu novel ini memuat sebuah amanat yang sangat jelas bahwa rasa marah dan dendam penuh kebencian hanya akan menghancurkan semuanya. Hidup kalau hanya dibuat untuk balas dendam sampai kapan pun tidak akan ada habisnya.