Resensi Buku Kedua The Hunger Games: Catching Fire
Palembang, 10 November 2016
Judul : Catching Fire: Tersulut
Penulis : Suzanne Collins
Penerbit : PT Gramedia Pustaka UtamaCetakan : VIII, Mei 2012
Tebal : 420 halaman
Harga : Rp58.000,00
Summary
Dalam The Hunger Games, Katniss Everdeen bersama teman lelaki satu distriknya, Peeta Mellark, berhasil keluar menjadi pemenang Hunger Games ke-74. Namun, kemenangan keduanya ini justru membuat Katniss terjerumus dalam cekaman Capitol. Buah berry beracun yang menjadi senjata Katniss dan Peeta untuk sama-sama menjadi pemenang ternyata dianggap sebagai tindakan perlawanan terhadap Capitol dan memicu pemberontakan di distrik-distrik. Presiden Snow mengancam Katniss untuk meredakan kegelisahan penduduk distrik dalam Tur Kemenangan dan kembali berpura-pura menjadi pasangan yang sempurna bersama Peeta. Keluarga dan orang yang dicintai Katniss menjadi taruhannya…
Dalam The Hunger Games, Katniss Everdeen bersama teman lelaki satu distriknya, Peeta Mellark, berhasil keluar menjadi pemenang Hunger Games ke-74. Namun, kemenangan keduanya ini justru membuat Katniss terjerumus dalam cekaman Capitol. Buah berry beracun yang menjadi senjata Katniss dan Peeta untuk sama-sama menjadi pemenang ternyata dianggap sebagai tindakan perlawanan terhadap Capitol dan memicu pemberontakan di distrik-distrik. Presiden Snow mengancam Katniss untuk meredakan kegelisahan penduduk distrik dalam Tur Kemenangan dan kembali berpura-pura menjadi pasangan yang sempurna bersama Peeta. Keluarga dan orang yang dicintai Katniss menjadi taruhannya…
Tur Kemenangan tidak membantu Katniss dalam meredam pemberontakan di distrik, tetapi justru membuat semuanya makin kacau. Apa yang dilakukan Katniss sehingga api pemberontakan di distrik-distrik makin tersulut?
Pembukaan Quarter Quell yang merupakan perayaan 25 tahun sekali sebentar lagi dimulai. Dalam perayaan Quarter Quell ketiga ini, Katniss dikejutkan dengan sistem permainan yang dibacakan oleh Presiden Snow. Sebuah sistem yang mewajibkan para pemenang Hunger Games kembali bertarung di arena. Haruskah Katniss mengulang mimpi buruk Hunger Games dengan kembali ke arena? Bagaimana ia menghadapi ini? Apakah ia sanggup melawan senior-seniornya–yang juga para pemenang Hunger Games terdahulu–dalamQuarter Quell ketiga? Apa rencana Haymitch sebagai mentor untuk menyelamatkan Katniss? Bagaimana Katniss melindungi orang-orang tersayangnya dari ancaman Capitol dan Presiden Snow?
Simak perjuangan Katniss dalam Quarter Quell ketiga demi orang-orang yang dicintainya dalam buku kedua The Hunger Games: CATCHING FIRE: TERSULUT.
***
Sang Presiden mengambil amplop yang di sampulnya tertulis jelas angka 75. Jarinya diselipkan di penutup amplop lalu dia mengeluarkan selembar kertas. Tanpa ragu, dia membacanya, “Pada perayaan yang ketujuh puluh lima, sebagai pengingat bagi para pemberontak bahwa bahkan yang terkuat pun takkan bisa mengalahkan kekuatan Capitol, para peserta lelaki dan perempuan akan dipilih dari nama-nama pemenang yang masih hidup.”
Kutipan di atas merupakan salah satu bagian dalam Catching Fire yang membuat saya tercengang. Kejutan demi kejutan yang dihadirkan Suzanne Collins membuat saya tidak ingin lepas membaca buku ini sampai begadang. Pembangunan tokoh dan karakter sangat kuat dalam buku bertajuk novel fantasi ini. Yang menarik, Catching Fire tidak hanya menghadirkan ketegangan-ketegangan dalam setiap adegannya, tetapi juga menghadirkan sisi pengorbanan dan kasih sayang yang amat kuat antar tokohnya. Bukan hanya soal percintaan, kasih sayang keluarga dan sahabat juga mewarnai beberapa bagian dalam novel ini.
Katniss, dia adalah tokoh favorit saya. Sebagai salah satu tokoh utama, ia memiliki karakter yang amat kuat sehingga dapat memikat pembaca dengan setiap tingkah lakunya. Gale dan Peeta, dua laki-laki yang dicintai Katniss pun tidak kalah memikat hati saya. Mereka berdua menghadirkan sisi keromantisan tersendiri dalam novel ini. Memikat, romantis, sekaligus penuh ketegangan. Itu pendapat saya tentang novel ini.
Suzanne Collins tampaknya tak ingin pembacanya kecewa. Terbukti, ia tak sedikitpun melupakan bagian-bagian terkecil dalam novel ini. Arena Quarter Quell ditampilkan saat apik dan detail sehingga pembaca bisa memanjakan imajinasinya sampai titik tak terhingga. Jebakan demi jebakan di arena dibuat dengan sangat bagus dan tak terduga. Benar-benar wow!
Kekurangan dari novel ini adalah bagian akhirnya gantung. Bikin pembaca bertanya-tanya. Sebenarnya memang dibikin gantung dan berlanjut ke buku ketiga sih hehe. Pokoknya novel ini bikin penasaran banget deh!
Untuk ukuran buku terjemahan, Catching Fire termasuk dalam jejeran buku yang diedit dengan bagus. Kesalahan cetak dan ejaan nyaris tidak ada. Novel ini cocok untuk penggemar fiksi khususnya novel fantasi. Imajinasi kalian bisa dimanjakan dengan baca novel ini. Novel ini juga cocok untuk pecinta petualangan dan pecinta novel romance. Walau ga terlalu banyak bagian so sweet-nya, tapi novel ini juga recommended buat kalian!
Novel ini adalah salah satu novel bagus yang jadi favorit saya, 5/5 bintang dari saya untukCatching Fire!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar