Jumat, 12 Agustus 2016

MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH

[Resensi] Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye



Palembang, 12 Agustus 2016


Dibalik Kesulitan Pasti Ada Kemudahan


Judul               : Moga Bunda Disayang Allah
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : Republika
Cetakan           : XV, November 2012
Tebal               : vi, 306 Halaman
ISBN               : 979321079-6
Baginya hidup hanya gelap, hitam, tanpa warna. Baginya hidup hanya senyap, kosong, tanpa suara. Adalah Melati, putri tunggal pasangan Bunda HK dan Tuan HK, keluarga terkaya dan tersohor di kotanya. Melati, siapapun yang belum mengenalnya pastilah akan menatapnya gemas, ingin sekali mencubit pipi tembamnya, tapi tidak ketika tahu bagaimana perangai Melati sejak peristiwa tiga tahun lalu itu. Melati sempurna terputus dengan dunia, tidak bisa melihat indahnya dunia apalagi mendengar sekitarnya, semua terasa gelap dan tak bersuara. Bahkan Melati suka marah-marah dan sulit dikendalikan.Kebahagiaan keluarga HK seketika musnah sudah.
Tetapi Bunda tidak pantang menyerah, selalu bersimpuh di sepertiga malam di mana janji-janji itu ia percaya akan benar-benar jadi kenyataan. Suatu saat Janji-Mu pasti akan tiba. Bukankah Engkau sendiri yang menggurat kalimat itu dalam kitab suci? Sungguh! Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. (h. 38) Entah karena firasat apa, Bunda gigih sekali ingin Karang menjadi guru bagi buah hatinya, Melati. Tapi getaran itu benar-benar ada, percaya bahwa Karang mampu mewujudkan semua mimpi-mimpi bahagia itu.
Karang, pria yang sejak tiga tahun lalu bebas tadi tuduhan pembunuh. Bukan perkara tuduhan tersebut, terlebih siapapun tahu bahwa Karang tidak pernah bersalah akan meninggalnya 18 anak yang dibawanya bermain menaiki perahu ke tengah laut. Sungguh, Karang adalah pria yang tangannya lembut akan kasih sayang, pendiri belasan taman bacaan dan sangat mencintai anak-anak, terlebih anak-anak jalanan yang tak lagi memiliki orangtua. Mungkin karena begitulah nasibnya dahulu sebelum diasuh oleh ayah dan ibunya sekarang.
Tuan HK, melihat perangai Karang yang tak memiliki sopan santun, tidak memiliki tata krama yang baik, seketika tidak mengizinkan Karang untuk menjadi guru bagi Melati. Namun lagi-lagi karena firasat dan keyakinan Bunda pada Karang yang membuat Bunda tetap bertahan, terus memohon pada Tuan HK agar mengizinkannya tinggal beberapa minggu untuk menjadi guru bagi Melati.
Di dalam novel Tere Liye kali ini, banyak sekali teka-teki yang harus dipecahkan sendiri oleh para pembacanya. Sedari awal, pembaca tidak akan menemukan apa hubungan Karang dengan keluarga HK, kenapa pula Bunda bersikeras agar Karang menjadi guru bagi Melati? Hanya dengan kurun waktu 21 hari, apakah Melati akan bisa melakukan banyak hal setelah Karang mengajarinya ini itu? Sama halnya dengan judul novel ini “Moga Bunda Disayang Allah” Kalau di novel-novel lain kita bisa menebak jalan cerita lewat judulnya, maka jangan harap pada novel ini, kesesuaian judul dalam novel ini hanya akan ditemukan di akhir cerita. Namun itu tidak menjadi masalah, perjalanan Melati mengenal dunia-nya lah yang telah membuat novel ini mendapat gelar Best Seller dan diangkat ke layar kaca. Haru, geram sekaligus terhanyut.
Ada Kinasih, dokter muda yang memendam rasa pada Karang. Saling mengenal di taman bacaan yang mereka rintis sedari awal. Sejak Karang menghilang, kemudian dipertemukan takdir dengan keterbatasan yang ditakdirkan pada Melati. Bagaimana akhir kisah Karang dan Kinasih? Tentunya berakhir sesuai janji-janji itu, seperti janji-janji yang dipercaya Bunda, Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Lambat laun janji-janji itu benar-benar dirasakan oleh Karang, masa lalu yang membuatnya terpuruk bertahun-tahun, janji-janji itu benar-benar terwujud pada mereka yang mempercayainya.
Percaya soal keajaiban, buku ini membuat seluruh manusia semakin percaya bahwa Tuhan tidak pernah tidur, tidak pernah menelantarkan umatnya, tidak pernah memberikan cobaan dari batas kemampuan umatnya. Sesulit apapun masa-masa sulit, kita tetap punya Tuhan, dan Tuhan tidak pernah mengingkari janji-janjinya. Tetaplah optimis akan semua keterbatasan yang kita miliki, karena Melati saja yang tidak bisa melihat dan tidak bisa mendengar, akhirnya bisa merasakan indahnya dunia lewat semangat dan dukungan orang-orang sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar